Skip to main content

baik atau buruk ?

baik atau buruk ?
saya punya penyanyi idola. asal nya dari taiwan. orang nya "nyeni " banget. setiap lagu nya dia tulis sendiri, di aransemen ( bener ngga sih nulis nya gini ? ) sendiri. 
siapa dia ? kalau anda suka sama lagu-lagu mandarin, pasti tidak asing lagi sama penyanyi ini. lagu-lagu nya banyak dan enak-enak semua.
siapa penyanyi itu ? 
bukan itu point utama di tulisan saya kali ini.
Ok lanjut ya. 
saya tidak sengaja membaca kisah hidup si penyanyi ini. ternyata dia dulu nya hidup susah. papa mama nya cuma guru rendahan, bayaran nya kecil. buat hidup aja sering kali tidak cukup. si penyanyi ini anak tunggal. ibu nya sangat peka terhadap kemampuan si anak main piano.
tau sendiri kan, piano itu hobi yang mahal. piano yang akustik, bukan elektrik, paling murah mungkin sekitar 30 juta-an rupiah. itu pun barang second, bukan baru loh.
belum lagi biaya kursus nya. bayar nya per 30 menit loh. 
kalau disini, guru datang ke rumah, privat, sekali datang bisa $50 loh. itu cuma kelas dasar plus guru nya ga terkenal ( seperti saya, hahaha ) , dan makin tinggi kelas nya makin mahal. bisa dibayangkan betapa berat nya orang tua si penyanyi ini harus membiayai bakat si anak ini.
kondisi keuangan keluarga makin memburuk. si ayah uring2 an, buat apa sih belajar piano ? ga berguna. ga menghasilkan duit. buat apa ?
si ibu berpikir beda. si anak ini punya bakat di piano. sekarang susah tidak apa, besok-besok kalau besar dia bisa nge lesin piano. dapat duit kan ? ga lagi hidup susah duit.
tapi ga sekarang, besok kalau dia udah gede.
karena tidak sepaham, singkat cerita, si bapak ini lalu menceraikan ibu nya si penyanyi ini. 
gara-gara piano. gara-gara si anak ini.
si anak ini pun kesal dan dendam sama si bapak. 
diam diam dia bersumpah bahwa dia tidak akan kecewakan ibu nya. dia akan buktikan ke bapak nya kalau dari musik dia bisa jadi kaya raya. awas ya pak, tunggu kalau aku sukses, akan aku buktikan keputusan mu itu salah.
karena singgle parent, tentu saja kondisi keuangan makin kacau. sekarang si anak ini harus lamar kerja di resto. kalau ga ya ga cukup. mau bagaimana lagi ? hobi piano tapi karena kondisi ekonomi harus di lupakan dulu. 
dia sempat galau, karena harus melupakan impian nya. malu dong ? udah sumpah sumpah. udah abiskan uang ibu nya buat belajar piano, ujung-ujung nya kerja di restoran, jadi waiters. 
kadang memang kenyataan kadang tidak seindah impian kita.
ini sial atau beruntung ya ? ðŸ˜…😅
karena bukan passion nya, maka si penyanyi ini kerja asal-asal an aja. cuma demi duit. dia sering dapat teguran dari bos karena sering pecahkan piring, bahkan sempat mau di pecat.
di resto itu ada piano yang udah lama ga dipakai. cuma pajangan aja. nah setiap mau pulang kerja, si penyanyi ini selalu sempatkan main piano disana. asal aja. nama nya hobi.
passion. ga usah di suruh, begitu liat piano ya dimain aja.
si bos sering mendengar si penyanyi ini main piano. hmm jago juga . bagus main nya. si bos pun punya ide. 
daripada dia jadi waiters ga becus kerja, mending disuruh main piano. lalu di bikinlah promo baru di resto nya, 
mulai sekarang ada live music. makan malam sambil di temani live music, ini romantis dan cozy banget.
pengunjung pun ternyata antusias. udah main piano nya jago, ditambah lagi ternyata pemain piano nya juga bisa nyanyi, suara nya bagus, wah klop. 
resto pun jadi makin rame.
sampai suatu saat ada manager artis makan disitu, dan melihat langsung performa si anak itu. 
dan ibarat menemukan jalan tol, maka si anak itu di kontrak kerja sama perusahaan rekaman, dan karya-karya nya di beli.
karir nya langsung meroket, lagu-lagu nya terkenal dimana-mana, konser nya laku keras. dalam waktu singkat langsung terkenal. ibu nya pun bangga, apa yang di perjuangkan ternyata tidak sia sia.
pertanyaan nya simple aja, kalau tidak ada faktor si ayah yang tidak setuju si anak jadi musikus, apa bisa si penyanyi ini jadi seperti sekarang ? 
kalau tidak ada dendam kesumat sama si bapak, kalau si bapak cuma yes yes aja, kalau si bapak ga pake acara cerai, kalau ekonomi baik-baik saja sehingga dia tidak harus kerja di restoran, 
apakah dia bisa jadi seperti sekarang ??
jadi pertanyaan nya, si bapak dari anak ini, 
yang tidak setuju sama keputusan si ibu tetap bayar kursus piano si anak, yang menceraikan si ibu sehingga si anak jadi menderita, 
apakah si bapak ini termasuk orang yang jahat ? tokoh antagonis ?
anda paham maksud saya kan ? 
inilah yang saya maksud ketika kita bicara benar dan salah, jahat dan baik, maka topik bahasan nya jadi sempit. 
bener apa bener ?
hayo jawab dong, si bapak ini jahat apa baik ? layak di benci oleh si anak ini atau tidak ? 
kalau si bapak ini jahat, lantas sebaik nya kita hilangkan aja peran nya. setuju kaan ?? 
orang jahat ya kita hindari. kita hapus saja. 
nah, kalau si bapak ga ada, apa bisa dia jadi penyanyi top seperti sekarang ?? kalau si bapak baik2 saja, jangan-jangan malah si penyanyi ini malah jadi penyanyi yang mlempem..yang boring, yang cuma jago kampung aja, hahaha. siapa tau kan ? 
ada berapa orang yang punya bakat terpendam, tapi tidak bisa me maksimalkan karena hidup nya terlalu " baik-baik " saja ?
hayooo... bener apa bener?
masih mau pilih yang baik2 aja, ga doyan yang jelek2 ?
masih berkeinginan, kalau bisa yang jelek2 di hilangkan dalam hidup kita ini ?
mau nya beruntung terus ga mau alami kesialan ?
ada guru bijak berkata, apa pun yang kita alami, apa pun itu, baik dan jelek termasuk , itu semua mendekatkan diri ini pada jati diri kita sebenar nya. 
kita aja kadang terlalu banyak men-judge. terlalu berpikir negatif sama hidup ini. terlalu sempit melihat hidup ini.
sekarang anda bisa paham, apa pun yang kita alami semua itu baik ada nya. all is well. 
apa pun yang kita alami, semua itu demi kebaikan kita. 
karena itu apa pun yang kita alami, hanya dua yang bisa kita lakukan, terima dan terima kasih. itu aja. ( catat nih )
kalau anda masih anggap ada kejadian A hari ini merupakan bentuk kesialan, mungkin anda belum paham aja,
bahwa mungkin kesialan kita hari ini adalah keberuntungan bagi kita di masa depan. ( renungkan ini )
joss ?? masok akal ??
thank you and i love you.

Comments

Popular posts from this blog

problem solver ala hoopono-pono

problem solver ala hoopono-pono. teori nya ada 4 macam level spiritual. ini versi nya si Joe Vitale, yang saya sederhanakan versi saya sendiri. udah pernah saya tulis di tulisan saya yang dulu, tapi ngga apa, saya akan ulang lagi biar kita sama-sama belajar. sebenar nya kata " level " ini agak kurang tepat. seolah level 2 lebih tinggi dari level 1, begitu kan. jadi sebut saja ini adalah perjalanan spiritual, bukan level spiritual. kata perjalanan lebih enak di hati daripada level. nanti kesan nya pingin naik level, kesan nya level tinggi seperti lebih hebat daripada level rendah. no no. ini ego. supaya ktia bisa naik level malah justru harus melepas ego, bukan justru memuaskan ego. cara kita menyelesaikan atau menghadapi masalah berbeda tergantung kita lagi berada pada kesadaran / perjalanan yang mana. Ok mari kita bahas perjalanan spiritual 1. di sini kita masih awam soal spiritual. ketika kena masalah, maka otomatis langung cari

4 level pemahaman

4 level pemahaman Menurut ajaran Filosofi, dalam mempelajari sesuatu kita harus melalui 4 level proses pemahaman.  kita mulai dari level 1 yang paling rendah sampai level 4 yang paling tinggi.  ambil contoh topik tentang " Hoopono-pono".  ya benar, kita bahas hoopono2 lah, masa grup hoopono2 jarang sekali bahas soal hoopono2 ? hehehe kita akan belajar, dan menggunakan saya sebagai subyek dalam contoh di tiap level nya. mari kita mulai.. level 1 = Opinion.  ini merupakan level paling rendah. ketika pertama kali mendengar sesuatu yang baru, maka langkah awal yang kita lakukan adalah dengan menilai berdasarkan apa yang kita ketahui. ini merupakan awal dari ketertarikan kita pada suatu pelajaran. semua awal nya ya dari sini.  Hoopono-pono ? oh dulu saya pernah dengar dari teman saya si A, pas lagi ngobrol di MCD dia ngobrol soal itu. ya cuma ngomong " im sorry please forgive me, thank you , i love you ". itu kan ? ya ya..saya pernah dengar itu. kaya nya sih ok ju

Cleansing Idea

Cleansing Idea Capek berteori ria soal cleansing,  bagaimana kalau kali ini kita langsung praktek aja. Cleansing ke siapa ?  bebas, mau ke diri sendiri boleh, ke orang lain boleh, pada kejadian apa aja juga boleh. kita boleh tentukan target cleansing, boleh juga tanpa tentukan target.  saya biasa nya suka yang tanpa target. biarkan aja pikiran mengalir keluar semua saat melakukan cleansing. Cara nya bagaimana ?  Cara nya mudah, dan bagi saya metode ini bisa "feel good" banget. 1. sediakan waktu kurang lebih 10 menit untuk meniatkan diri untuk masuk ke dalam diri. me time. 2. relax, tenangkan diri, fokus pada nafas. 3. dengarkan lagu ini dari HP anda.  https://youtu.be/kb_2OmwK19g bagi saya lagu ini adalah media yang paling efisien untuk menuju ke " diri " dengan cepat. 4. saat mendengarkan lagu itu, amati saja semua pikiran yang muncul. misal tiba2 muncul kejadian yang tidak anda suka. tiba2 muncul orang yang anda benci atau anda cintai.  tiba2